Sunday, August 2, 2009

1st

(Version: Bahasa)

RIRaC-Robertus.Blogspot.com

Mengenal Ilmu Kimia Introducing in to Chemistry

Seri-1: Mengenalkan secara Dini Ilmu Kimia kepada Anak Sekolah

Seri-1: Early introducing Chemistry to Students

Ilmu kimia merupakan ilmu yang lebih muda usianya dibandingkan dengan ilmu alam klasik. Ilmu alam klasik tersebut adalah Ilmu Matematika, Ilmu Fisika dan Ilmu Biologi. Ilmu kimia menjadi perhatian tersendiri di dalam ilmu-ilmu alam klasik tersebut karena secara mendalam mengurai perilaku penyusun materi yang sebelumnya diurai secara umum di dalam ilmu fisika dan ilmu biologi. Selain itu ilmu kimia juga mengungkap misteri alam lainnya yang belum dapat dibuktikan lewat ilmu alam klasik tersebut di atas.

Sebagai ilmu baru yang diakui di dalam kurikulum pendidikan khususnya di Indonesia, pada dekade-dekade sebelumnya, Ilmu Kimia diajarkan berdasarkan kurikulum pendidikan Indonesia di tingkat SLA. Hingga di awal abad 21 ini, ada keterkejutan baru, bahwa akhirnya Ilmu Kimia diperkenalkan sejak awal bangku SLP. Selanjutnya, apakah mungkin Ilmu Kimia akan diperkenalkan kepada siswa-siswi SD ?

Beberapa pertimbangan mengapa Ilmu Kimia penting untuk lebih awal diperkenalkan kepada anak-anak Indonesia.

Opini Internasional:

Bahaya bahan kimia secara internasional mencapai klimaksnya dengan opini bahaya Nuklir. Pengelompokkan bahaya nuklir di dalam bahaya bahan kimia masuk akal, karena reaksi nuklir meski bisa dianalisis lewat ilmu fisika, akan tetapi unsur-unsur nuklir lebih dikenal sebagai bahan kimia, seperti plutonium, uranium dsb.nya yang dasar pengelompokkannya berada di dalam unsur periodik kimia.

Disamping itu hal yang berkaitan dengan bahaya, racun dan kematian, cenderung memposisikan bahaya nuklir seolah lebih dasyat ketimbang bahaya bahan kimia, karena opini internasional.

Dengan memberi perhatian yang tinggi pada masalah nuklir dan bahaya bahan kimia lain secara internasional, seperti lewat keberadaan badan-badan dunia yang memfokuskan diri pada bidang nuklir dan kimia, maka hal berkaitan dengan pengetahuan bahan-bahan tersebut menjadi penting untuk dikembang-sebarkan.

Apakah semuanya berbahaya tanpa adanya keuntungan bagi kehidupan manusia ?

Tentunya pertanyaan ini menjadi menarik, karena sifat pertanyaan tentang bahaya dapat mengindikasikan sikap manusia pada hal ketakutan, belum bisanya menangani dalam kemasan dan kerja yang aman dan sehat. Tetapi jika hal tersebut bisa di atasi dan ditangani maka selanjutnya kecemasan akan bahaya berubah menjadi mengenal dan lalu bersahabat.

Beberapa hal berkaitan dengan penanganan tersebut akhirnya menggugah manusia untuk lebih mengenal bahaya bahan-bahan kimia lewat pengetahuan tentang bahan itu sendiri, sifat-sifatnya serta penanganannya di dalam kerja bersama bahan-bahan kimia tersebut (termasuk tentunya bahan nuklir). Dalam bahasa internasionalnya, Chemicals-Friendly, upaya untuk lebih mengenal dan bersahabat dengan bahaya bahan kimia bahkan dengan bahan nuklir.

Opini internasional dalam tindaklanjutnya membentuk suatu panduan tentang bagaimana memperlakukan bahan-bahan kimia berbahaya tersebut ke dalam suatu thema perhatian khusus, seperti membuat aturan standar penanganan yang disebut sebagai OSHE (Keselamatan dan Keamanan di Tempat Kerja), dan aturan-aturan standar dan badan dunia tentang nuklir.

Dalam halaman blog ini, akan disajikan hal-hal yang berhubungan dengan tanggapan dan tindaklanjut berdasarkan opini internasional berkenaan dengan kehidupan manusia, yang tentunya hendak mendapatkan manfaat dalam menangani bahan-bahan kimia. Dan tentunya pengenalan dini terhadap persoalan itu sangat boleh sejak awal diperuntukkan bagi anak-anak kita baik dalam menunjang pengetahuan sekolah mereka hingga kepada menggugah minat mereka terhadap ilmu kimia. Membuat mereka, anak-anak sekolah untuk rajin belajar tentang kimia dan ilmu kimia.

Opini Nasional:

Cukup banyak kejadian di Indonesia yang berhubungan dengan opini ilmu kimia. Kecenderungan utama yang terlihat adalah publikasi berita tentang bencana akibat bahan kimia. Mulai dari yang ringan seperti polemik pemakaian bahan pengeras makanan, boraks dan formalin, kontaminasi kemasan berbahan plastik, hingga kecemasan akan kontaminasi bahan insektisida. Kesemua pemberitaan tersebut tentunya akan memberikan tanggapan penolakan dan memancing rasa ingin lebih mengetahui dari anak-anak, terutama bagi mereka yang telah mulai belajar ilmu kimia di sekolah.

Dan yang terpenting adalah membuat setimbang pemahaman tentang masalah bahaya dan keuntungan-keuntungan dari keberadaan bahan kimia (bahkan bahan nuklir) tersebut; agar masyarakat pada umumnya tidak terjerat rasa takut dalam hidupnya, karena harus mengkonsumsi berita dan informasi tentang hal tersebut bahkan yang bekerja bersama bahan-bahan tersebut.

Tergugah untuk mencaritahu tentang penyebab kecemasan dan ketakutan akan bahan kimia tentunya akan membawa anak-anak kita pada sikap kritis terhadap pengetahuan bahan kimia.

Bahan kimia yang bermanfaat, banyak ditemui dan sangat dekat dengan kehidupan manusia. Obat-obatan, makanan dan minuman bisa dan perlu diperkenalkan dalam bahasa sebagai bahan kimia. Sedangkan yang memberikan akibat berbahaya dan racun juga ada, sehingga dua sifat tersebut semoga dapat memancing rasa ingin lebih belajar ilmu kimia. Dengan demikian maka mereka mengerti permasalahan dasarnya dan sanggup untuk memperlakukan bahan-bahan kimia tersebut secara aman dan sehat.

Opini Kultural-Ekonomi:

Secara kultural ekonomi, memahami dan menguasai pengetahuan ilmu kimia terbukti telah membawa manusia secara perorangan dan sekelompok manusia menjadi lebih maju secara budaya dan ekonomi. Banyak kejadian di dunia ini yang pernah diukur lewat penguasaan ilmu kimia. Jerman, misalnya, sangat terobsesi dengan ilmu kimia sehingga pengetahuan ilmu kimia yang mereka kuasai pada suatu dekade tertentu telah mampu membawa kelompok bangsa ini menjadi kuat dalam hal budayanya, serta ekonominya.

Hal tersebut dilukiskan di dalam sejarah pabrik-pabrik kimia yang telah memasuki usia ratusan tahun. Penemuan obat-obatan antibiotic pada zaman tersebut telah melepaskan manusia dari ketakutan akan penykit pes, malaria dan bahkan kini serum penangkal virus HIV, H1N1 dsb.nya. Pasteurisasi, proses penghilangan bakteri pada susu, pun telah mengakibatkan susu menjadi asupan/suguhan makanan tambahan yang membuat sehat manusia. Pemahaman yang mendalam dari temuan siklus Krebs pun telah membawa manusia menyediakan teknologi pengolahan bahan makanan yang bergizi, serta ceritera-ceritera sukses lainnya yang telah membuat manusia mengalahkan rasa takut akan bahaya lainnya di dalam hidup berhadapan dengan bahan makanan dan minuman.

Keunggulan tersebut juga terlukis dari lepasnya pemanfaatan ilmu kimia yang melintas batas kebutuhan hidup manusia, yaitu peperangan. Perang kimia bisa disebut dalam contoh PD-I yang mengusung penguasaan ilmu kimia sebagai peran bagi mereka yang berperang. Dan hal itu telah menjadi sejarah yang menakutkan sehingga hingga kini bahan kimia mendapatkan kecenderungan sebagai bahan yang berbahaya dengan sedikit perimbangannya pada hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Perekonomian suatu negara juga bisa sangat terangkat dalam hal keberhasilan menguasai ilmu kimia, yang tentunya di setiap dekadenya berhasil memberi pemecahan masalah berkenaan dengan penanganan yang aman dan sehat akan bahan-bahan kimia tersebut.

Opini Kemanusiaan:

Manusia ingin segala pengetahuanya bermanfaat bagi sesama manusia dan juga lingkungannya. Menguasai ilmu kimia, merupakan salah satu cara untuk mengenal manusia dengan lebih baik, mengenal proses yang terjadi di dalam tubuh manusia itu sendiri, mengenal cara makan dan minum yang baik karena bahan makanan dan bahan minuman semuanya berisi zat kimia, dan tentunya mengelolah hasil alam yang juga adalah unsur dan senyawa kimia. Semakin manusia menguasai ilmu kimia dan tentunya memaknainya, maka manusia pasti akan tertarik untukmenjaga kesetimbangan alam bagi kehidupan masnusia, melestarikan alam lingkungan dan bersahabat dengannya.

Menarik ????

Ikuti terus kupasan-kupasan menarik di halaman ini selanjutnya. Penyajiannya akan diupayakan seringan-ringan mungkin dalam bahasa Indonesia dengan tujuan utama membagi pengetahuan tentang ilmu kimia, dan mengajak ketertarikan anak-anak Indonesia mengenal lebih jauh dengan ilmu kimia.

Penutup:

Istilah dan Sejarah Ilmu Kimia.

Alkemi: Ilmu Kimia Abad Pertengahan; pada masa itu para ahli Alkemi giat melakukan transmutasi logam biasa yang hendak dijadikan emas (sumber: Taylor, Ron., dan Tim Penerbit Gramedia, Pustaka Widya, Manusia dan Teknologi.

Vilnusi2w1/16 – july 2009

Robertus: Independent Researcher & Consultant (RIRaC)

No comments:

Post a Comment